
73. Surah Al-Muzzammil Mishary Rashid Alafasy
Surah Al-Muzzammil adalah surah ke-73 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 20 ayat, dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah (kecuali ayat terakhir, yang sebagian ulama menyebut Madaniyah). Nama "Al-Muzzammil" berarti "orang yang berselimut," merujuk pada Nabi Muhammad ﷺ yang pada awal wahyu sering berselimut. Surah ini mengandung arahan tentang ibadah dan tanggung jawab dakwah. Berikut adalah penjelasan singkat isinya: Perintah untuk Bangun Malam (Ayat 1-4): Allah memerintahkan Nabi Muhammad ﷺ, yang berselimut, untuk bangun pada malam hari dan mendirikan salat malam (qiyamullail) sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Salat malam disebut sebagai ibadah yang berat, tetapi sangat efektif untuk menguatkan jiwa. Keutamaan Membaca Al-Qur'an (Ayat 5-8): Nabi ﷺ diperintahkan untuk membaca Al-Qur'an dengan perlahan dan penuh penghayatan. Allah juga mengingatkan pentingnya mengingat dan menyebut nama-Nya serta menjadikan waktu malam untuk berserah diri secara total kepada-Nya. Tugas Nabi dan Kesabaran (Ayat 9-10): Allah menegaskan bahwa Dia adalah Rabb yang menguasai seluruh alam, sehingga Nabi Muhammad ﷺ hanya diperintahkan untuk berserah kepada-Nya. Nabi juga diajarkan untuk bersabar terhadap ejekan dan gangguan dari orang-orang kafir. Peringatan tentang Azab (Ayat 11-14): Allah memberikan ancaman kepada orang-orang yang mendustakan kebenaran, dengan mengingatkan bahwa mereka akan menerima azab yang dahsyat, sebagaimana yang menimpa orang-orang sebelumnya. Ayat tentang Keringanan (Ayat 15-20): Pada bagian penutup surah, Allah memberikan keringanan dalam melaksanakan salat malam bagi umat Islam, mengingat kesibukan mereka dalam urusan duniawi, seperti berjuang di jalan Allah dan mencari rezeki. Namun, Allah tetap mendorong mereka untuk melakukannya sebisa mungkin, diiringi dengan salat, zakat, dan amal kebaikan lainnya. Pesan utama Surah Al-Muzzammil adalah pentingnya qiyamullail (salat malam) sebagai penguat spiritual, pengingat bahwa tugas dakwah memerlukan kesabaran, dan keseimbangan antara ibadah dan kehidupan dunia. Surah ini juga mengajarkan bahwa ketakwaan dan ibadah adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah serta meraih pertolongan-Nya dalam menghadapi tantangan dakwah.